Selasa, 30 Oktober 2012

Purworejo Memiliki 357 Benda Cagar Budaya

Kabupaten Purworejo adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Tengah. Kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten Wonosobo dan Kabupaten Magelang di utara, Kabupaten Kulon Progo (Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta di timur), Samudra Hindia di selatan, serta Kabupaten Kebumen di sebelah barat.

Berdasarkan Penelitian, menurut Kepala Seksi Sejarah Kepurbakalaan dan Nilai Tradisional Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Purworejo Eko Riyanto mengatakan Kabupaten Purworejo memiliki 357 benda cagar budaya (BCB). Selain mesjid, gereja, dan berbagai bangunan kuno peninggalan kolonial Belanda, BCB tersebut diantaranya berupa arca, batu-batu kuno peninggalan zaman Megalitikum dan Hindu-Budha. Dari jumlah tersebut, 161 BCB yang rawan dicuri seperti patung atau arca, dimasukkan museum. Untuk delapan 17 BCB lainnya yang berupa situs diamankan oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Purworejo dengan cara menerjunkan 17 juru pelihara.

Sebanyak 191 BCB tersebut kini masih tersebar di sekitar pemukiman penduduk. Sebagian BCB tersebut ada yang dibiarkan tergeletak dan ada pula yang dihormati sebagai pepunden atau tugu penanda desa. Dua batu lumpang di Desa Borowetan, Kecamatan Banyuurip, bahkan dimanfaatkan masyarakat sekitar sebagai tempat untuk menumbuk padi.

Salah satu situs di Kabupaten Purworejo adalah situs Nyai Bagelen di Desa Bagelen, Kecamatan Purworejo. Menurut juru kunci situs Karyowinangun, setiap Selasa dan Jumat Kliwon, situs itu rutin dikunjungi orang yang ingin bersembahyang meminta rezeki, jodoh, dan kesuksesan dalam karir, kuliah dan di bangku sekolah.

Di situs tersebut disediakan ruang doa khusus yang dikunci dan hanya dibuka jika ada orang yang ingin sembahyang. Di sebelah ruang doa, terdapat makam leluhur keturunan Nyai Bagelen, makam Bupati Bagelen Tumenggung Reksosamudra, serta 10 batu stupa tanpa ada ukiran tanggal dan tahun.

Sebuah batu stupa serupa juga terdapat di makam Mbah Genuk di Desa Kalirejo. Dengan adanya stupa ini, dua situs tersebut terindikasi merupakan peninggalan Budha.

Maka dari itu kita sebagai generasi-generasi muda harus bisa menjaga dan melestarikan setiap peninggalan budaya dalam setiap daerah. Jangan sampai kita melupakan sejarah dan peninggalan nenek moyang kita dulu. Karena sejarah merupakan landasan terjadinya masa kini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar