Salah satu daerah yang terkenal dengan produk lantingnya adalah Bugel di Kecamatan Purwodadi. Desa di kawasan pesisir Purworejo itu mengembangkan lanting untuk memanfaatkan potensi singkong yang dihasilkan petani setempat.
Pembuat lanting yang paling terkenal di Desa Bugel adalah Kasminah (50). Perempuan itu memroses sedikitnya 300 kilogram singkong menjadi lanting. “Lanting bikinan saya bulat kecil seperti donat. Jika daerah lain, lanting ada yang dibuat seperti angka delapan,” ucapnya kepada KRjogja.com, Minggu (13/2).
Menurutnya, proses pembuatan lanting begitu mudah. Ketela yang telah
dihaluskan dan dijadikan tepung, dicampur dengan bumbu asin. Kemudian,
adonan tersebut dibentuk lingkaran menyerupai donat dan digoreng.Lanting bikinan Kasminah tergolong laris. Selain rasanya gurih, harga camilan tersebut juga murah. Setiap kilogram lanting dijual Rp 5.000. “Harganya murah, namun tetap berkualitas sehingga enak dikonsumsi dan tahan lama hingga beberapa minggu,” tuturnya.
Camilan khas Bugel tersebut juga sudah dipasarkan ke berbagai daerah. Menurutnya, bukan hanya gerai oleh-oleh yang menjajakan lanting Bugel, namun camilan itu telah menembus pasar supermarket.
Keberadaan industri lanting sejak tahun 1994 di Desa Bugel mengangkat perekonomian warga setempat. Seridaknya, 15 warga Desa Bugel yang kebanyakan perempuan, ambil bagian sebagai pembuat lanting pada pabrik yang letaknya di belakang rumah Kasminah. “Setiap hari, mereka bisa membawa pulang penghasilan antara Rp 20 – Rp 25 ribu,” imbuhnya.
Konsumen lanting asal Kebumen, Budi Utami (30), mengatakan, lanting buatan warga Desa Bugel merupakan salah satu camilan yang enak dan selalu dibelinya untuk oleh-oleh. “Jika saya hendak ke luar kota, biasanya ke Bugel dulu beli lanting,” ucapnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar